Monday, 15 December 2008

AKU DAN DEWA

berjuta kunang-kunang melayang di langit merah
undang semua abstrak di setiap embus panas waktu

diam-diam dewa lompat...lompat dan lompat lagi
tak di hirau dasar sungai mengeruh
tak hirau beling robek tapak muda
dewa terus lompat dan lompat terus
hingga kelam cium tanah hitam

saat pandang jatuh meluas
kulihat dewa menari
geraknya ngalir isi alur retak cakrawala
kendati rapuh cekam sudut jiwa

tak apalah.....
asal sampan itu tetap tegar ditengah samudra

Saturday, 8 November 2008

SERAKAH

pun ketika ku raba kelimnya tak sehalus rekaman mata
tipuan fatamorgana lingkupi diri
bermasa-masa lekatiku
ha..ha..ha..dasar kau langit jingga
awan berarak di tamanmu ternyata tuk tutupi serakah..rakus..
sudahlah sembunyi coba bawa angin disaku segarmu
biarkan ia mengepak bersama rinai pagi
dan mengasin di samudra

Monday, 27 October 2008

BIARKAN SAJA

ratusan kepik mengepik-ngepik di nirwana
pekaknya basahi udara
setetes liur jatuh ketanah
tak apa kedipnya cukup bungkam ini mulut

Saturday, 20 September 2008

BERJUANG

ide gila lari kesana kemari
ada tangan julur di angkasa
coba raih tapi tiada terjangkau
lompat melompat tak karuan
akhirnya bisa tergenggam
trus simpan di kantong biar awet disana

maka
berhembuslah pelan-pelan sangat pelan sampai tak terasa
biarkan semilir saja tertawa
kita diam tak bising
biar gemuruh saja yang bicara
kita desah mendesah saja

ya...
jangan riuh
pelan-pelan diam-diam kita sulam ini asa jadi bara
kemudian lempar ke udara
agar terang sinari kepala

Friday, 19 September 2008

ADZAN

sound  kejar mengejar sampai gendang
papar jelas alun indah
lantun asma-MU

Subbhanallah...
mata memerah semerah hati
pekur tiada apa


raga bertasbih
Ya ALLAH
Ya Robbi
ampuni aku

Tuesday, 19 August 2008

EGP

Lunglaimu tak gapai ini badai
Gemuruh talu menalu beradu adu
Tak jua tengokmu rayu gelisah

S'makin ruah saja ini gelora
Alirnya cari jejak tertinggal di belukar
Sia-sia adalah akhirnya

Sekarang
Sepat kecap mengecap
Puas lihat sang lebah bergelut maut

Dan gemuruh masih saja beradu adu menalu nalu
tak peduli pekak gantung di udara
tak peduli semesta sungsang
tak peduli semburan naga
tak peduli
benar-benar tak peduli
terus bertalu-talu
terus beradu adu

Saturday, 26 July 2008

LAPAR .. HIIKKSSS


perut menari
lapar gelayut gerogot
tak setali tiga pun berkocek
padahal matahari hampir belai bumi

berharap dewi arjuna bawa bekal ini hari
tapi sedari pagi ketuknya tak jua talu
haruskah kujual beberapa bait lagu
agar ku bisa duduk nyaman diwarung nasi bu kenyang

dari pada busung lapar
ada baiknya kubertandan saja keperaduannya
mungkin disana sudah tersedia remah asa
siap kubawa pulang tuk teman nanti malam

KETIDAK BERDAYAAN

di kejauhan
kulihat anak kecil bermandi peluh
ditangannya sekeranjang bunga tebarkan wangi-wangi

sayup-sayup
ku dengar desir nada berlari dari bibirnya
nyanyikan tembang irama tak tentu

sekarang
wajahnya jelas terlihat
ada noda lelah disana
lukisan tarian tadi malam dimana kantuk bukanlah sahabat

begitu hebatnya engkau
lampaui waktu sekali kayuh
sedang aku berenang tanpa peluh
itupun tak buatku sadar
bahwasanya hidup cuma sebentar

MENTOK

tak berwujud
tapi berbentuk

tak bersuara
tapi terdengar

tak berakhir
tapi selesai

bolak-balik ku cari kata sesuai
prosanya makin berantakan
ulang-mengulang kata hiasi setiap rangkai bait

tolol.....
otak ini tumpul...
sebentar lagi mengepul

harusnya kusudahi semua
tapi jemari ini paksa terus berkutat
terkutuklah kau layar putih
mengapa tak kau padamkan cahyamu
biar kuberhenti ratapi diri

BERDAMAI DENGAN HATI

senyummu belai sukma
ciptakan rasa getarkan raga

semestinya ada kata terucap
tapi.. tatapmu pukau sanubari
kutahu hatimu bergelora
tak cukup sepasukan elang tenangkan itu

maka
genggam ini asa
agar damai bersemayang di gugusan jiwa

YA ROBB ..











Aku mencintaiMU ya Robbi
Penuhilah hati ini dengan namaMU
Penuhilah raga ini dengan cintaMU

Aku mencintaiMu ya Robbi
Hingga matahari tak mampu lihat ini cinta
Hingga gemintang menyusup pergi lihat indah ini cinta
Dan rembulanpun terpaku lihat lembut ini cinta

Aku mencintaiMu ya Robbi
Aku mencintaiMU ya Robb
Ketulusan selimuti aku
Ketulusaan akan ketulusanMU
Keikhlasan selimuti aku
Keikhlasan atas keikhlasanMU

Aku MencintaiMu ya Robb
Cinta akan keikhlasan dan ketulusanMU mencintaiku

I love You...Robbi
filled this heart with Your name
filled this body with Your love

I Love You...Robbi
as far as the sun could not see this love
Through To full star infiltrated went saw beautiful this love
And the motionless also moon saw soft this love

I love You Robbi
really.. I love You Robb
Sincerity covered me
honesty would You honesty
the Sincerity covered me
the upper your Sincerity

I love You Robb
the Love would the sincerity and your honesty love me

UNTUK MU AYAH


Kemarin…
Bubuk rindu tlah ku sebar di cakrawala
Agar senyum menyimpul di dermaga diri
Hingga begisnya sang waktu tak hadirkan sedih

Dan saat ini…
Tegar genggam raga siap arungi hari

Datanglah citaku agar terangkai indahnya hari di wajah senja
Tak apalah terselip setitik bangga di kalbunya
Biar tak ada lagi kerikil-kerikil hiasi teras hati

BERHARAP

Bersama angin ku tembus mimpi
Rangkai indah pelangi disana
Buai asa di mega-mega

Bersama angin ku layari hari
Berselimut doa kutepis semburat duka
hingga tersisa cuma putihnya kasih

Bersama angin ku resapi mentari
Petik cahya tuk hiasi hati
agar terang langkah ini
smoga ku tak tersesat lagi

Friday, 25 July 2008

merindu biru



Gelisah meruah di kalbu
Bawa karya hampa disana
Genggaman terlepas tapi terasa mengikat
Bersama sekatong asa ku lumuri hari

Terkasih…
Adakah kantong hatimu terselip namaku
Adakah diruang pikirmu tersisa senyumku
Terlupakah aku….

Sepertinya aku disini masih bergelut dengan bayangmu
Coba tampar sadar
Biar rasa ini tak makin menyiksa

INGATANKU

Bayangmu ayun berayun dipelupuk mata
paksaku lelap dan mimpi
ya…disana senyummu lekat rindu
seperti nyata kau usap lembut wajah
lemparkan damai ke buaian gersang

Sedetik kuterpukau indahnya kerlip matamu
Ah ucapmu bergulai cinta bungkus ini jiwa

Dengarlah sumbang suara jangkrik di dingin sukma
Lantunnya tumbangkan tawa
Tersisa hanyalah remah asa yang nyaris di patuk sang waktu
Pun ketika coba dekati
Bayangmu lenyap entah kemana.

Sunday, 13 July 2008

RINDUKU

riuh isi kepala
ciptakan gulana di ruang sukma
derai asmara basahi jiwa

kerap kali
dahaga datang membelai
bawa kerlip indah gemintang

namun saat senyum hiasi wajah
dia hilang entah kemana




However
during the smile illustrated face
he was lost whether where


MELEK

Aku tak bisa tidur
segala berkelana di ruang pikir

sungguh aku tak bisa tidur
cakrawala tlah menghitam
disini aku rasa benderang

ah...bagaimana bisa tidur
bila ini hati masih berdansa dengan gelisah

MENCOBA

Tahukah kau..
sudah ku cari jejakmu di desau angin
diluasnya angkasa dan dicelah-celah bumi
tapi kuhanya bersua dengan hampa
Bawa pedih sayat ini jiwa

Tahukah kau...
aku tlah letih tapaki hari
aku cuma mau beri rindu ini
karena terlalu lama ia lumuri hati

maka... panggillah namaku dimanapun kau
jangan teriak desahkan saja
pasti kutemukan kau


Knew you.. Has been I looked for your tracks in the rustling of the wind
Expanded by him the space and at gap the earth
But I only him meeting with empty brought this slice pain soul

Knew you... I already tired investigated day
I only wanted to give the this longing
Because too long he smeared heart

Then.... Called my name anywhere you
Should not shout just make rustle
Definitely I was found you


BERTANDAN

Salam

Silahkan....
tak usah malu
nyanyianmu terdengar sampai keperaduanku

Silahkan....
tak usah ragu
bawa coretanku kenaunganmu

namun....
jangan kau sebar ke cakrawala jingga
ada camar di sana siap tuk patuk segala
Creative Commons License
My Anthology by Stevy Towoliu is licensed under a Creative Commons Attribution-No Derivative Works 3.0 Unported License.
Based on a work at stevyanthology.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://stevyanthology.blogspot.com/.