berjuta kunang-kunang melayang di langit merah
undang semua abstrak di setiap embus panas waktu
diam-diam dewa lompat...lompat dan lompat lagi
tak di hirau dasar sungai mengeruh
tak hirau beling robek tapak muda
dewa terus lompat dan lompat terus
hingga kelam cium tanah hitam
saat pandang jatuh meluas
kulihat dewa menari
geraknya ngalir isi alur retak cakrawala
kendati rapuh cekam sudut jiwa
tak apalah.....
asal sampan itu tetap tegar ditengah samudra
No comments:
Post a Comment