Kau tatap aku
kucari pijar disana
kau cuma bawa senyummu di situ
ku tatap kedua tanganmu
masih sama halusnya
Sekarang ku berdarah karna diam adalah temanmu
Sekarang genangan itu semakin meruah hancurkan tembok yang telah menjulang tinggi
ya aku hanya mampu melihatmu sekali lagi dan pergi menjauh
No comments:
Post a Comment