My Anthology
Monday, 10 December 2012
Biarlah
Padamu cinta tersedat ..
Kulempar sejuta senyum untuk kau rangkai dalam imajinasimu ..
Tak lupa ku titip ketulusan embun pagi pada alur jiwa dahaga ..
Semoga genapi petualanganmu ..
Dan biarlah waktu bawa sang takdir berkelana ..
Hingga terjawab semua ..
ya semuanya ..
Thursday, 16 February 2012
Jawablah !
Apa selama cakrawala mendayu bentang membiru ia berteriak pilu?
Apa selama malam memeluk dan melena sang siang ia keluh kan kesahnya?
Apa selama mentari berlari di atas kepala ia tuangkan perih di atas meja?
TIDAK! .. TIDAK! .. dan TIDAAAAK !!
Ya! semua ia kulum dalam kebahagiaan, menelannya dengan ceria dan kata-kata yang indah
agar hanya ia saja merasakan itu semua
Sekarang kerlip bintang sentuh hatinya
Bawa lengkung gempita
Dan tanya bergelanyut di udara! Dengar hai sang penguasa!
Apa ia terlalu sombong tuk sentuh setitik embun di dedaunan nan hijau ..?
Apa ia terlalu sombong hanya karna ia ingin cicipi setangkai gulali .. ?
Apa tak pantas ia tarikan lagi semua di atas awan putih yang berarak dekati sang waktu .. ?
Jawablah !!
Apa selama malam memeluk dan melena sang siang ia keluh kan kesahnya?
Apa selama mentari berlari di atas kepala ia tuangkan perih di atas meja?
TIDAK! .. TIDAK! .. dan TIDAAAAK !!
Ya! semua ia kulum dalam kebahagiaan, menelannya dengan ceria dan kata-kata yang indah
agar hanya ia saja merasakan itu semua
Sekarang kerlip bintang sentuh hatinya
Bawa lengkung gempita
Dan tanya bergelanyut di udara! Dengar hai sang penguasa!
Apa ia terlalu sombong tuk sentuh setitik embun di dedaunan nan hijau ..?
Apa ia terlalu sombong hanya karna ia ingin cicipi setangkai gulali .. ?
Apa tak pantas ia tarikan lagi semua di atas awan putih yang berarak dekati sang waktu .. ?
Jawablah !!
Kau pun tak tau
Pandainya ia tersenyum
tapi kau tak tau berjuta debu perihkan mata
Pandainya ia tertawa
Tapi kau tak tau sering kali ia jatuh, berdarah sampai bernanah
Pandainya ia, sungguh pandainya ia hingga kau!.. kau!.. kau! .. kau! .. dan kau! tak tau sukmanya tersayat .. tersayat dan tersayat hingga ia sendiri ingin berteriak menyerah
Namun karena ia sekeras baja maka ia cuma tersenyum dan tertawa
Karena selama ini ia hanya bergantung pada satu harapan yang slalu ia panjatkan setiap detik . setiap menit agar ia bisa lewati semua hingga senyum dan tawa itu benar-benar tulus terpatri di wajahnya ..
tapi kau tak tau berjuta debu perihkan mata
Pandainya ia tertawa
Tapi kau tak tau sering kali ia jatuh, berdarah sampai bernanah
Pandainya ia, sungguh pandainya ia hingga kau!.. kau!.. kau! .. kau! .. dan kau! tak tau sukmanya tersayat .. tersayat dan tersayat hingga ia sendiri ingin berteriak menyerah
Namun karena ia sekeras baja maka ia cuma tersenyum dan tertawa
Karena selama ini ia hanya bergantung pada satu harapan yang slalu ia panjatkan setiap detik . setiap menit agar ia bisa lewati semua hingga senyum dan tawa itu benar-benar tulus terpatri di wajahnya ..
Biar jow kwa
Itik itu tak kan menjadi angsa jika ia tak di biarkan lepas terbang
Coba kau tengok burung camar, ia terbang lintasi langit, bersenang-senang dengan ikan di laut Dan bercengkrama dengan pepohonan, ia selalu ceria dan sangat hargai alam
Sungguh itu kodratnya
Sekarang lebih dekat lagi .. selami .. dan lihat dengan hati
Maka kau akan melihat itik itu sedang bermandi perih
Bulunya halus tapi matanya sayu berlumur pedih
Maka cobalah tuk biarkan ia pergi nikmati mentari di ujung bumi
Biarkan .. biarkan ia bahagia berenang di danau waktu
karena selama ini luka lumurinya
Coba kau tengok burung camar, ia terbang lintasi langit, bersenang-senang dengan ikan di laut Dan bercengkrama dengan pepohonan, ia selalu ceria dan sangat hargai alam
Sungguh itu kodratnya
Sekarang lebih dekat lagi .. selami .. dan lihat dengan hati
Maka kau akan melihat itik itu sedang bermandi perih
Bulunya halus tapi matanya sayu berlumur pedih
Maka cobalah tuk biarkan ia pergi nikmati mentari di ujung bumi
Biarkan .. biarkan ia bahagia berenang di danau waktu
karena selama ini luka lumurinya
Tuesday, 27 December 2011
Maafkan
Padamu dunia kukatakan dengan keterpaksaan yang lekati hati..
Maafkan aku .. maafkanlah ..
Dan pada semesta ku hanya bisa berkata ..
Maafkan .. maafkan aku
Ya ..
Maafkan aku ..
Maafkan aku .. maafkanlah ..
Dan pada semesta ku hanya bisa berkata ..
Maafkan .. maafkan aku
Ya ..
Maafkan aku ..
Monday, 31 October 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)
My Anthology by Stevy Towoliu is licensed under a Creative Commons Attribution-No Derivative Works 3.0 Unported License.
Based on a work at stevyanthology.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://stevyanthology.blogspot.com/.